Tahun 2014 lalu, XL resmi melakukan merger dengan Axis Telekom Indonesia dan menjadi PT XL Axiata Tbk dengan modal sebesar USD 865 juta. Jumlah modal sebesar itu didapatkan XL dengan meminjam langung kepada induk perusahaan Axis (Axiata asal Malaysia) sebesar USD 500 juta, dan sisanya kepada UOB, Bank of Tokyo-Mitsubishi, dan Bank DBS. XL Axiata kini telah menetapkan keputusan untuk menjual saham XL yang baru (right issue) dan menara-menara-nya untuk melunasi hutangnya sebesar USD 500 juta.
Right issue diterbitkan oleh XL Axiata memungkinkan pemegang-pemegang saham mayor XL Axiata untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, terutama Axiata yang menguasai 66,4% saham XL Axiata. Rencana ini dinyatakan Bulan Februari lalu dan disetujui oleh lebih dari 99% pemegang saham yang hadir (84,1%) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa dan Tahunan XL Axiata yang diadakan pada Hari Rabu Tanggal 10 Maret 2016 lalu di Hotel Raffles, sebagaimana yang dikatakan oleh Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin. Pembeli siaga akan menjamin sisa saham XL yang tidak diambil oleh pemegang saham pada saat right issue nanti.
Harga saham XL Axiata ditetapkan bersama-sama oleh XL Axiata dengan para pembeli siaga dan akan diumumkan pada Bulan Juni 2016 nanti. Dipastikan right issue yang diterbitkan adalah sebanyak 2,75 miliar lembar saham. XL Axiata juga tetap akan menjual tower-nya sebanyak 2.500 tower dan sudah ada beberapa perusahaan yang mengambil dokumen tender.