Seseorang mengalami pemecatan pastinya karena ia telah melakukan kesalahan. Lalu bagaimana jika seseorang dipecat karena social media? Apakah hal ini merupakan sesuatu yang wajar? Apakah kita bisa menyalahkan sosial media tersebut? tentu kita harus melihat titik permasalahannya terlebih dahulu. Kita tidak bisa serta merta men-judge bahwa sosial media benar-benar bertanggung jawab atas tindakan pemecatan tersebut. Di bawah ini kita akan mengetahui beberapa pemecatan yang dianggap karena adanya sosial media.
Tindakan pemecatan yang pertama dialami oleh seorang karyawan Chipotle berusia 38 tahun bernama James Kennedy. Pemecatan ini ia alami karena ia meng-post di twitter berisi keluhan berkaitan dengan upah rendah yang ia terima dari perusahaan tersebut. Karena hal tersebut, ia mendapatkan peringatan dari supervisor Chipotle dan karena ada insiden lain yang terjadi ia diistirahatkan dari pekerjaannya.
Pemecatan selanjutnya juga dialami oleh seorang mantan MLM pitcher yang mengaku mabuk saat men-tweet, Mike Bacsik, pada tahun 2010. Ia bekerja sebagai produser radio Dallas untuk siaran olah raga. Kisah ini bermulai saat ia menghadiri pertandingan NBA antara Dallas Mavericks dan San Antonio Spurs. Dalam pertandingan tersebut, ternyata Dallas Mavericks kalah. Setelah pertandingan usai ia menulis sebuah tweet yang berbunyi “Selamat untuk semua orang Meksiko yang kotor di San Antonio”. Sebuah laporan mengatakan bahwa Bacsik berada dalam kondisi mabuk saat menulis tweet tersebut. Meski demikian, ia tetap kehilangan pekerjaannya.
Demikianlah 2 kasus pemecatan karena sosial media. Dalam menggunakan sosial media sebaiknya anda harus berhati-hati dan tetap memperhatikan etika. Dengan demikian, anda tidak akan mendapatkan masalah.