Jakarta, PCtren – 13 Maret lalu merupakan tanggal yang cukup berarti bagi Red Hat Indonesia, karena di tanggal tersebut Red Hat mengumumkan OpenShift Commons sebagai komunitas inisiatif open source yang bekerjasama untuk PaaS yang dikenal dengan Platform-as-a-Service.
Peserta dari OpenShift Commons sendiri terdiri dari operator, pelanggan, mitra dan 30 organisasi global terkemuka seperti Amadeus, AppDirect, Cisco, Dell, Docker, Getup dan Shippable dan beberapa teknologi open source seperti Docker, Kubernetes, Project Atomic dan lainnya.
Tujuan dibuatnya OpenShift Commons sendiri ialah untuk memajukan open source dengan wadah diskusi yang lebih advanced, tidak hanya sekedar berbagi source code yang selama ini sudah dikerjakan bersama selama bertahun-tahun. Kali ini para pengembang bisa saling belajar satu sama lain, menganalisa suatu kasus dan melakukan pengembangan bersama secara kontinyu.
OpenShift Commons sendiri menawarkan beberapa cara bagi peserta untuk berkolaborasi, termasuk:
• Kelompok dengan Minat Khusus terhadap berbagai bidang inovasi PaaS, seperti kontainer, OpenShift 3, dan operasional PaaS.
• Commons Briefing dipimpin oleh organisasi peserta dan anggota tim OpenShift yang membahas berbagai jenis topik, termasuk praktik –praktik terbaik DevOps, containerization, operasional PaaS, jaringan dan penyimpanan kontainer, OpenShift pada OpenStack, dan big data.
• Commons mailing lists tentang beberapa topik, mendorong peserta untuk bergabung dalam diskusi.